"Pulang"
hanyalah frasa yang berlaku di masa lalu
Karena,
waktu itu, masa-masa itu,
dan orang-orang itu,
tak akan pernah kembali menyambut kedatanganku
dan hanya menjadi sosok maya di dalam ingatan dan tersimpan di ruang hati yang terselubung.
Yang tersisa untuk pulang hanyalah kota ini, kampung halamanku.
Namun, setiap sudut kota ini
Namun, setiap sudut kota ini
selalu mengorek kembali luka yang sudah susah payah kututup selama di kota rantau.
Sudut-sudut yang pernah kusinggahi dan memiliki cerita tersendiri, bersama orang-orang yang sudah tiada. Cerita yang kini hanyalah kenangan di dalam memori.
Sudut,
Tempat aku dan mereka pernah tinggal.
Toko buku tempat mereka selalu membelikanku buku.
Warung dekat rumah langganan kita.
Mall yang sering kita singgahi dan di sana mereka bilang, "pilihlah baju manapun yang kau suka, akan aku belikan".
Bioskop tempat kita sering menonton.
Tempat makan kesukaan kita. Kedai es krim favorit kita.
Tempat aku memberikan kejutan di saat ulang tahun mereka.
Tempat aku dan mereka suka parkir seenaknya dan cukup mendengarkan lagu di mobil.
Tempat kita melukiskan impian masa depan kita.
Tempat mereka dirawat saat sakit. Saat aku menemani mereka hampir setiap malam.
dan juga tempat mereka disemayamkan dan dikubur.
Tempat mereka meninggalkanku selamanya.
Walaupun mereka telah tiada di dunia ini dan hanya hidup di masa lalu,
setidaknya masih tersisa tempat-tempat kita pernah berpijak bersama
Ijinkanlah aku, yang masih ada di dunia ini,
setidaknya masih tersisa tempat-tempat kita pernah berpijak bersama
Ijinkanlah aku, yang masih ada di dunia ini,
mengingat dan menyimpan semua kenangan kita di kampung halamanku.
Agar kampung halamanku dapat menjadi rumah
di mana aku dapat mengabadikan semua kenangan yang takkan bisa terulang lagi.
Biarkan kampung halamanku menjadi tempatku pulang
dan mengulang kenangan-kenangan itu di dalam otakku sendiri, kapanpun aku ingin.