Hari ini adalah hari Idul Fitri. Walaupun aku tidak merayakannya, tapi kurang lebih, hari di mana semua orang akhirnya berkumpul dengan keluarga besarnya--yang hanya bisa satu tahun sekali. Kulihat di media sosial, orang-orang yang mengunggah kebersamaan mereka bersama keluarga, bercanda dan tertawa, dan makan-makan enak. Hmm, bahagianya.
Kemudian aku berkaca pada diriku sendiri.
Aku?
Aku tidak bisa merasakan apa yang mereka rasakan, karena satu dan lain hal.
Iri? Pastinya.
Terkadang ingin rasanya menangis. Membayangkan diriku di dunia paralel. Andai saja aku terlahir menjadi orang lain, di dalam keluarga yang lain, mungkin saja aku dapat merasakan kehangatan dan kebersamaan keluarga besar seperti mereka.
Ayahku meninggal saat aku masih remaja.
Ibuku? Anak tunggal, yang juga tidak punya keluarga besar.
Mengapa aku harus menjadi aku?
Kemudian aku berkaca lagi pada diriku sendiri, bahwa penyesalan tiada gunanya.
Karena seperti ini lah aku terlahir.
Mengapa harus menangisi hal yang tidak ada? Kalau aku memiliki kerabat, sahabat, teman, yang semuanya sudah seperti saudara?
Yang dapat mengubah hidupku ke depan bukanlah menangisi masa lalu, melainkan terus berjuang untuk sekarang dan masa depan. Dan selalu bersyukur atas apa yang sudah dimiliki.
Karena semua orang, memiliki lembaran bukunya masing-masing. Semua unik. Tak sama satu dengan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar